PENDERITA HIV/AIDS JANGAN DIKUCILKAN!!


Postingan ini terinspirasi dari film MIKA yang baru saja admin tonton.

Di manakah HIV ditemukan?
HIV dapat ditemukan dalam cairan tubuh seperti darah, cairan semen, cairan vagina dan air susu ibu.

Bagaimanakah HIV ditularkan?
HIV ditularkan melalui seks penetratif (anal atau vaginal) dan oral seks; transfusi darah; pemakaian jarum suntik terkontaminasi secara bergantian dalam lingkungan perawatan kesehatan, dan melalui suntikan narkoba; dan melalui ibu ke anak, selama masa kehamilan, persalinan, dan menyusui.

Penularan Secara Seksual
HIV dapat ditularkan melalui seks penetratif yang tidak terlindungi. Sangat sulit untuk menentukan kemungkinan terjadinya infeksi melalui hubungan seks, kendatipun demikian diketahui bahwa risiko infeksi melalui seks vaginal umumnya tinggi. Penularan melalui seks anal dilaporkan memiliki risiko 10 kali lebih tinggi dari seks vaginal.
Seseorang dengan infeksi menular seksual (IMS) yang tidak diobati,
khususnya yang berkaitan dengan tukak/luka dan duh (cairan yang keluar dari tubuh) memiliki rata-rata 6-10 kali lebih tinggi kemungkinan untuk menularkan atau terjangkit HIV selama hubungan seksual.

Dalam hal penularan HIV, seks oral dipandang sebagai kegiatan yang rendah risiko. Risiko dapat meningkat bila terdapat luka atau tukak di sekitar mulut dan jika ejakulasi terjadi di dalam mulut.

Penularan melalui pemakaian jarum suntik atau semprit secara bergantian


Mempergunakan kembali atau memakai jarum atau semprit secara bergantian merupakan cara penularan HIV yang sangat efisien. Risiko penularan dapat diturunkan secara berarti di kalangan pengguna narkoba suntikan dengan penggunaan jarum dan semprit baru yang sekali pakai, atau dengan melakukan sterilisasi jarum yang tepat sebelum digunakan kembali. Penularan dalam lingkup perawatan kesehatan dapat dikurangi dengan adanya kepatuhan pekerja pelayanan kesehatan terhadap Kewaspadaan Universal (Universal Precautions).

Penularan dari Ibu ke Anak (Mother-to-child transmission – MTCT)
HIV dapat ditularkan ke anak selama masa kehamilan, pada proses persalinan, dan saat menyusui. Pada umumnya, terdapat 15-30% risiko penularan dari ibu ke anak sebelum dan sesudah kelahiran. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi risiko infeksi, khususnya jumlah virus (viral load) dari ibu pada saat kelahiran (semakin tinggi jumlah virus, semakin tinggi pula risikonya.). Penularan dari ibu ke anak setelah kelahiran dapat juga terjadi melalui pemberian air susu ibu.

Penularan melalui transfusi darah
Kemungkinan risiko terjangkit HIV melalui transfusi darah dan produk- produk darah yang terkontaminasi ternyata lebih tinggi (lebih dari 90%). Kendatipun demikian, penerapan standar keamanan darah menjamin penyediaan darah dan produk- produk darah yang aman, memadai dan berkualitas baik bagi semua pasien yang memerlukan transfusi. Keamanan darah meliputi skrining atas semua darah yang didonorkan guna mengecek HIV dan patogen lain yang dibawa darah, serta pemilihan donor yang cocok.

Bagaimana risiko terkena HIV dari berciuman?
Penularan melalui ciuman di mulut berisiko sangat rendah, dan belum ada bukti bahwa virus HIV dapat menyebar lewat air ludah karena berciuman.

Bagaimana risiko terkena HIV dari penindikan bagian tubuh (body piercing) atau tato?
Risiko penularan HIV terjadi bila alat yang digunakan terkontaminasi virus HIV dan tidak disterilkan terlebih dahulu atau digunakan secara bergantian dengan orang lain. Alat yang digunakan secara disuntikkan pada kulit hendaknya dipakai hanya satu kali, kemudian dibuang atau dicuci dan disterilkan secara seksama.

Bagaimana risiko terkena HIV dari berbagi alat cukur dengan seseorang yang terinfeksi HIV?
Segala jenis pelukaan dengan menggunakan benda yang tidak disterilkan, seperti silet atau pisau, dapat menularkan HIV. Memakai pencukur jenggot secara bergantian hendaknya dihindarkan, kecuali benda-benda tersebut disterilkan sepenuhnya sebelum digunakan.

Apakah berhubungan seks dengan seseorang penyandang HIV-positif aman dilakukan?
Selalu ada risiko penularan bila berhubungan seks dengan seseorang penyandang HIV-positif. Risiko dapat dikurangi secara signifikan bila kondom digunakan secara konsisten dan tepat.

Apakah aman bagi dua orang individu yang terinfeksi untuk secara eksklusif berhubungan seks tanpa perlindungan?
Tidak. Tidaklah aman bagi dua orang yang terinfeksi HIV untuk melakukan hubungan seks yang tak terlindungi karena adanya kemungkinan infeksi ulang dengan HIV tipe lain, dan kemungkinan menularnya infeksi menular seksual (IMS). Penggunaan kondom sangat disarankan ketika kedua pasangan terinfeksi.


HIV/AIDS BISA DISEMBUHKAN

JAKARTA, KOMPAS.com — Penelitian terbaru menunjukkan, pengidap human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) bisa disembuhkan. Kuncinya terletak pada deteksi dini HIV dan pengobatan segera setelah didiagnosis dengan terapi antiretroviral (ARV).

Ketua Unit Pelayanan Terpadu HIV Rumha Sakit Cipto Mangunkusumo, Zubairi Djoerban, saat menyampaikan hasil Konferensi Internasional AIDS ke-19 Tahun 2012 di Washington DC, Amerika Serikat, akhir Juli lalu, di Jakarta, Jumat (3/8/2012), mengatakan, tiga orang pengidap HIV, masing-masing disertai leukimia akut, limfoma Hodgkin, dan limfoma non-Hodgkin, bisa sembuh total.

"Setelah pengobatan, tidak terdeteksi virus HIV pada ketiganya," katanya.
Selain terapi ARV, pengidap HIV dengan leukimia akut juga mendapat cangkok sel punca (stem cell). Setelah pengobatan, HIV-nya hilang dan leukimianya sembuh.

Sedangkan pengidap HIV dengan limfoma mendapat cangkok sumsum tulang belakang. Kini, mereka sedang menjalani uji agar bisa berhenti meminum obat.

Sementara itu, lanjut Zubairi, ada 14 orang pengidap HIV yang sembuh fungsional. "Virus tetap ada dalam tubuh mereka, tetapi tidak bisa berkembang," katanya.

Sebanyak 12 orang pengidap HIV yang sembuh fungsional segera meminum ARV setelah didiagnosis mengidap HIV. Mereka meminum ARV selama tiga tahun.

Kini, setelah tujuh tahun berhenti minum ARV, mereka tetap sehat walafiat tanpa tergantung lagi pada ARV.

Penggunaan ARV pada ibu hamil juga terbukti mampu menekan penularan HIV dari ibu hamil ke bayinya. Di Distrik Columbia, Amerika Serikat, tidak ditemukan lagi bayi yang tertular HIV dari ibunya yang mengidap HIV sejak 2009.

Temuan di sejumlah negara ini memberi harapan dapat diakhirinya pandemi HIV dan AIDS di seluruh dunia.

Editor : Tjahja Gunawan Diredja

0 Response to "PENDERITA HIV/AIDS JANGAN DIKUCILKAN!!"

Posting Komentar

Entri Populer