Jam Gadang Foto oleh Ariandik |
Setelah kemarin saya menuliskan tentang keindahan Jembatan Layang Kelok 9, kali ini saya akan memberikan Informasi seputar jam gadang. Kata jam gadang pasti sudah tidak asing lagi bagi kalian, apalagi bagi yang sudah pernah ke jam gadang atau bagi kalian yang tinggal di sekitaran kota bukit tinggi.
Tepatnya pada bulan pada bulan noverber 2014 lalu, saya pergi jalan-jalan ke kota bukit tinggi, dan tentunya saya tidak melewatkan kesempatan untuk melihat ikon kota bukit tinggi, yaitu Jam Gadang. jam gadang ini memiliki arti jam besar, karena memang ukurannya jam nya sangat besar di empat sisi, lebih besar dari jam dinding ya guys. Selain menjadi ikon kota bukit tinggi, ternyata jam gadang merupakan salah satu tujuan wisata, bagi wisatawan lokal maupun asing. Apalagi di saat liburan panjang, ga heran kalau kota bukit tinggi menjadi salah satu kota yang terpadat di saat libur panjang tiba. Para wisatawan ini, berasal dari beberapa provinsi yang ada di sumatra, namun ada juga wisatawan dari luar pulau sumatra, hingga wisatawan luar (turis).
Tepatnya pada bulan pada bulan noverber 2014 lalu, saya pergi jalan-jalan ke kota bukit tinggi, dan tentunya saya tidak melewatkan kesempatan untuk melihat ikon kota bukit tinggi, yaitu Jam Gadang. jam gadang ini memiliki arti jam besar, karena memang ukurannya jam nya sangat besar di empat sisi, lebih besar dari jam dinding ya guys. Selain menjadi ikon kota bukit tinggi, ternyata jam gadang merupakan salah satu tujuan wisata, bagi wisatawan lokal maupun asing. Apalagi di saat liburan panjang, ga heran kalau kota bukit tinggi menjadi salah satu kota yang terpadat di saat libur panjang tiba. Para wisatawan ini, berasal dari beberapa provinsi yang ada di sumatra, namun ada juga wisatawan dari luar pulau sumatra, hingga wisatawan luar (turis).
Sebelum saya berbicara panjang lebar mengenai jam gadang ini, ada baiknya kita mengetahui sejarah pembuatan jam gadang ini yang saya ambil dari beberapa referensi di media internet.
Simak.
Jam gadang ini, selesai di bangun pada tahun 1826, pada masa pemerintahan hindia belanda. Jam gadang ini merupakan hadiah dari ratu belanda kepada rooker maker, salah satu sekretaris fort de kock dan sekarang menjadi bukit tinggi. Arsitektur menara jam gadang ini, di rancang oleh arsitek asal indonesia yaitu Yazid Rajo Mangkuto. Biaya pembangunan menara jam gadang ini menghabiskan dana sekitar 3000 gulden dan kalau di rupiahkan sekarang sekitar 20.000.000 rupiah, angka yang fantastik pada masa itu.
Jam gadang ini memiliki denah dasar seluas 13x4 meter, dan menara setinggi 26 meter yang terdiri dari beberapa tingkat dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan bandul. Terdapat 4 jam di setiap sisi menara jam gadang dengan diameter sebesar 80 cm. Jam tersebut di datangkan langsung dari rotterdam, belanda melalu pelabuhan Teluk Bayur. Namun mesin jam ini tidak di buat di belanda, melainkan di buat di Jerman, tepatnya di kota Recklinghausen. Pada bagian lonceng terdapat nama pabrik pembuatan jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortmann merupakan nama seorang yang membuat jam ini. Dan ada keunikan lain pada jam ini, angka 4 pada jam merupakan angka romawi, namun penulisannya bukan menggunakan angka romawi seperti yang kita tau yaitu IV, melainkan angka romawi 4 pada jam tersebut adalah IIII.
Jam gadang ini, di gerakkan secara mekanik oleh mesin yang ternyata hanya ada 2 di dunia mesin penggerak jam seperti yang ada pada jam gadang. Satu mesin penggerak jam seperti ini ada di London, inggris yang di beri nama Big Ben, silahkan anda cari tau tentang jam big ben di mesin telusur.
Bentuk atap jam gadang, telah mengalami perubahan, pada jaman belanda atas berbentuk bulat dengan patung ayam jantan di atasnya. Pada jaman Jepang menguasai indonesia, bentuk atap di rubah lagi menjadi bentuk spserti Klenteng, dan pada akhitnya setelah indonesia merdeka, atas pada menara jam gadang ini di rubah lagi menjadi bentuk atap seperti rumah adat minangk kabau, benbentuk gonjong dan bermotifkan pucuk rebung.
Itulah sedikit informasi yang bisa kita ketahui tentang sejarah dari jam gadang ini, jika kita melihat jam gadang saat ini anda yang ada di sekitar jam gadang tentu nya kita akan sangat merasa senang dengan adanya peninggalan yang begitu bersejarah di tanah air kita.
Di kawasan jam gadang sekarang ini, terdapat bendi atau andong yang dapat di gunakan untuk keliling kota bukit tinggi bagi para penduduk disana maupun bagi para wisatawan. Untuk tarif bagi masyarakat di sana khususnya warga bukit tinggi, tarif untuk naik bendi atau andong ini hanya sekitar 2.500 saja jauh maupun dekat. Sedangkan untuk para wisatawan, harga jauh melambung tinggi hingga menjapai 10 x lipat. Tarifnya sekitar 25.000-50.0000 rupiah, tergantung negosiasinya ya guys.
Di dekat jam gadang, terdapat pasar Atas yang merupakan pusat pedagangan di bukit tinggi, dan di sekitaran jam gadang juga terdapat pedagang kaki limayang berjualan baju, pernak pernik, kerajinan tangan seperti tenun perak dan masih banyak lagi yang lainnya. Ynag bisa kita beli sebagai oleh-oleh dari kota bukit tinggi, baik untuk di simpan sendiri sebagai koleksi mauapun untuk hadiah bagi teman, keluarga atau bahkan buat Doi tersayang .. :D.
Selain pasar dan PKL yang ada di sekitaran jam gadang, anda juga bisa beristirahat di penginapan-penginapan yang ada di kota bukit tinggi, seperti yang ada di jalan Soekarno Hatta, jalan. Laras Bandaro dan masih bnyak lagi penginapan di tempat lainnya.
Dan yang ga kalah penting adalah, kamera, Yupsss.. saangat di sayang kan kalau kita pergi ke kota bukit tinggi tanpa mengabadikan moment-moment indah yang ada di sana. So guys, buat kalian yang mau berlibur kesini, silahkan datangi Kota bukit tinggi.
Jangan Lupa untuk Selfie..... Simpan kenangan anda dalam Jejak Frame .
sekian dulu terima kasih ..
0 Response to "Wisata Jam Gadang Bukit Tinggi Sumatra Barat Indonesia"
Posting Komentar